Minggu, 15 Maret 2015

7 Makanan Ekstrem dari Indonesia

 7 Makanan Ekstrem dari Indonesia belindomag.nl
Oleh: Thamara Martien

Indonesia dianggap sebagai surganya kuliner bagi banyak orang, termasuk di Belanda. Rendang, sate kambing, gado-gado, nasi goreng hanyalah beberapa nama yang umum dikenal dan telah menjadi favorit bagi kebanyakan masyarakat Belanda.
Namun, ada beberapa masakan Indonesia yang mungkin mengejutkan tidak hanya telinga Anda tetapi juga selera Anda. Berikut adalah 7 makanan ekstrem Indonesia yang dijamin sulit Anda temukan di restoran-restoran Indonesia di Belanda.
1. Rujak Cingur
Jangan kelirukan ini dengan rujak biasa karena makanan ini bukan terdiri dari berbagai potongan buah melainkan bumbu petis dan potongan hidung sapi. Jenis hidangan ini sangat umum di Jawa Timur, khususnya di kota Surabaya. Rujak cingur biasanya dicampur dengan kangkung, mentimun, lontong, tempe, tahu lalu ditaburi kerupuk sementara sajiannya umumnya dihidangkan pada pincuk (daun pisang).
2. Ceker Ayam
Di Barat, kaki ayam dibuang bukan dimakan. Orang Asia memang tidak suka membuang-buang makanan. Di Indonesia, kaki ayam diolah dalam bentuk camilan, sup atau hidangan utama. Orang Indonesia percaya bahwa ada manfaat kesehatan jika mengonsumsi ceker ayam, seperti dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan membuat awet muda.
3. Ulat Sagu
Mendengar namanya saja pasti sudah membuat Anda merinding geli. Ulat sagu adalah camilan masyarakat Papua. Ulat berwarna putih dan sebesar jempol orang dewasa ini diambil dari pohon dan umumnya dimakan mentah-mentah. Namun, ada juga yang merebus atau menggorengnya terlebih dahulu atau dibuat sate. Soal rasa, ulat sagu  yang kenyal ini memiliki rasa manis dan asin. Konon, kandungan gizi di dalamnya juga besar, seperti protein, asam amino serta bebas kolesterol.
4. Botok Tawon
Sekilas makanan yang dihidangkan dalam daun pisang ini menyerupai pepes ikan. Tapi, jangan salah di dalam makanan khas Jawa ini ternyata mengandung sarang lebah/tawon disertai dengan anak-anak lebah yang masih menempel. Botok tawon sering kali dijadikan lauk pelengkap nasi putih. Makanan ini banyak digemari masyarakat setempat karena dipercaya dapat meningkatkan stamina tubuh.
5. Belalang Goreng
Anda bisa temukan makanan yang satu ini di wilayah Gunung Kidul, Yogyakarta. Belalang yang digunakan biasanya jenis belalang kayu dan ternyata kandungan gizinya tidak kalah dengan  sumber protein yang terdapat dalam daging. Masyarakat setempat  menyantapnya sebagai lauk yang dipadu dengan nasi, sambal, dan lalapan. Sebagian lainnya menikmatinya sebagai camilan gurih layaknya kita yang menikmati kerupuk atau chips.
6. Rempeyek Laron
Mungkin sebagian dari Anda familiar dengan jenis kerupuk yang terbuat dari tepung beras dan campuran rempah-rempah ini. Jenis bahan yang paling umum digunakan mengandung  kacang, teri atau udang. Tapi, bagaimana dengan rempeyek yang dicampur dengan serangga? Belum dengar? Di Yogyakartalah Anda bisa temukan rempeyek yang mengandung laron, yang merupakan rayap kayu yang muncul pasa musim hujan. Di sana, rempeyek laron sangat digemari karena terasa lezat dan gurih hingga sering dijadikan camilan sehari-hari.
7. Paniki Santan
Makanan ekstrim yang terakhir berasal dari Manado, Sulawesi Utara. Paniki adalah kata lain dari kelelewar/kalong. Betul, bahan utama hidangan kuah santan ini memang daging dari mamalia nokturnal tersebut. Paniki santan ini dicampur dengan santan kelapa dan beragam rempah yang tentu saja mengandung banyak cabai (orang Manado memang suka pedas). Unsur pedas ini diperlukan guna meredam aroma kelelawar yang kuat dan cenderung amis. Orang Manado umumnya menyantap paniki bersama nasi putih panas. Ada juga yang menggoreng paniki atau dijadikan sate.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar